Bantuan Mesin Combine di Bolmong Diduga Pilih Kasih ? Ini Penjelasan Kadistanak Novly Wowiling

0

Katasulut Bolmong – Kebijakan distribusi bantuan mesin panen padi (Combine) oleh Dinas Pertanian Sulut bagi kelompok tani di Kabupaten Bolaang Mongondow dikeluhkan masyarakat yang ada di desa Desa Toruakat, Bumbungon, Pusian, dan Ponompiaan.

Tonny Datu salah satu pengurus kekompok tani desa Toruakat sekaligus mewakili petani empat desa tersebut mempertanyakan selama ini distribusi bantuan pemerintah provinsi berupa alat Combine terkesan pilih kasih.

Mantan anggota DPRD Bolaang Mongondow ini mengungkapkan, dirinya banyak menerima keluhan petani dimana bantuan mesin Combine hanya diberikan kepada desa tertentu saja, bahkan bantuan yang mestinya dimanfaatkan bagi kelompok tani justru diberikan kepada perorangan.

” Banyak yang datang menyampaikan keluhan bahkan secara kasat mata dapat dilihat bantuan alat panen padi hanya diberikan kepada kelompok dan orang – orang bahkan desa – desa tertentu saja
seperti Desa Kembang Merta, Mopuya, dan Mopugat. ” ungkap Datu.

Lanjutnya, masyarakat petani yang ada di Desa Toruakat, Bumbungon Pusian, dan Ponompiaan sampai saat ini justru belum pernah mendapatkan bantuan alat tersebut padahal areal lahan pertanian sawah sangat luas mencapai ribuan hektar.

Dikatakannya, berbeda dengan desa sekitar justru mendapatkan belasan mesin Combine.

” Faktanya tidak ada satupun alat di desa kami seperti Toruakat, Pusian, Ponompiaan, ” bebernya.

Ia berharap kebijakan yang dirasakan tidak adil oleh petani di empat desa tersebut dapat menjadi perhatian khusus Dinas Pertanian Sulawesi Utara.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Kadistanak) Provinsi Sulawesi Utara Ir. Novly Wowiling yang dikonfirmasi Jumat, (4/2/22) menyampaikan klarifikasi terkait bantuan tersebut.

Menurutnya selama ini ada anggapan para petani di wilayah Dumoga bahwa Dinas Pertanian terkesan pilih kasih, namun bantuan alat panen padi tersebut bukan baru tapi hasil realokasi dari kabupaten lain dengan kondisi rusak dan tidak berfungsi.

“Hasil evaluasi kami ternyata alat panen rusak karena pengelola sebelumnya tidak memiliki modal untuk ongkos perbaikan alat. Inilah yang menjadi dasar bagi kami sehingga menetapkan syarat penerima di Dumoga (beberapa desa) harus memiliki kesanggupan untuk memperbaikinya dan saat alat itu berfungsi, dapat dimanfaatkan bagi kepentingan petani di wilayah pertanian tanpa dibatasi dengan batasan desa.” urai Kadis Wowiling.

Meski demikian dirinya memberi apresiasi keluhan para petani desa Toruakat, Pusian dan Ponompiaan yang menjadi bahan masukan bahkan menjadi salah satu dasar bahan evaluasi dalam meningkatkan pelayanan lebih baik lagi kedepan

” Saya memberikan apresiasi untuk masukan – masukan itu. Ini sangat bagus, khususnya dalam melakukan evaluasi kedepan., ” ujar Wowiling.

Terkait penempatan alat Combine yang “diparkir” di sejumlah titik tertentu menurut Kadis Woliling hal tersebut agar lebih efektif serta memudahkan masyarakat atau petani dalam hal pemanfaatan terlebih dalam hal pemeliharaan alat.

” Soal penempatan alat di titik – titik tertentu yang dikeluhkan selama ini justru untuk efektifitas dalam pemanfaatannya agar alat tersebut dekat dengan areal pertanian sekaligus bentuk pendekatan pelayanan kami kepada petani.” terangnya.

Ia juga menampik pemanfaatan alat tersebut hanya dimonopoli oleh sekelompok atau pribadi tertentu.

“Mereka mengelola alat tersebut tidak hanya untuk pribadi mereka tetapi juga alat tersebut bisa dimanfaatkan oleh petani lain di luar desa, artinya kalau alat tersebut berada di titik desa tertentu bukan berarti hanya petani setempat yang memanfaatkan alat itu tetapi juga bisa melayani secara keseluruhan semua petani di wilayah tersebut, itu yang kami dorong. ” jelasnya.

Wowoiling bahkan memberi keleluasaan kepada setiap petani memanfaatkan mesin Combine tersebut dengan menghubungi atau mengkomunikasikan bersama pihak yang ditugaskan sebagai penanggung jawab mengelola alat tersebut.

” Petani yang ingin memanfaatkan mesin Combine tersebut silahkan menghubungi pengelolanya, karena secara teknis mereka yang paling tahu, kami tidak masuk ke ranah tersebut, ” pungkas Wowiling. (tem)

Artikulli paraprakMJP Nekad Terobos Derasnya Hujan, Temui Demonstran Petani Kalasey 2
Artikulli tjetërBirokrat Muda Suami Tercinta Legislator Sulut Melissa Gerungan Ini Dapat Kepercayaan AARS Jabat Lurah Tumumpa II