Komisariat GMKI Cabang Manado Gelar Refleksi Perenungan Sumpah Pemuda, Geo Rompas : Tanggung Jawab Kita Sebagai Agent of Change and Future Leader

MANADO – Pengurus Komisariat Politeia GMKI Cabang Manado gelar malam Refleksi Memperingati Hari Sumpah Pemuda di Puncak Student GMKI cabang Manado pada Rabu, (30/10/2024).

Kegiatan tersebut ikut dihadiri kader-kader Komisariat Politeia melalui
rangkaian kegiatan yang diawali dengan upacara organisasi dilanjutkan refleksi dan perenungan sumpah pemuda dengan pemantik Geo Rompas.

Dalam refleksi Sumpah Pemuda ini, Rompas mengatakan bahwa belajar dari kerapatan-kerapatan para pemuda kala itu merupakan wujud sumbangsih nyata atas pokok pikiran memerdekakan Nusantara dari jajahan Kolonial Belanda.

“Momentun Sumpah Pemuda Tahun 1928 adalah merupakan awal mula pemikiran dan reaksi dari kaum Bumiputera akan kesadaran menggubah dan mendobrak nestapa kehidupan pribumi yang kala itu seolah berada di paling bawah yang digempur dengan tekanan, diharuskan kerja paksa, upah tidak dibayar dan masih banyak lagi gempuran ironi yang menggerogoti dimasa Jajahan Pemerintahan Kolonial Belanda, ” terang Rompas.

Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang ke-96 tahun ini kata Rompas menjadi momentum penting dan bermakna bagi para kaum Bumiputera untuk merefleksikan kembali nilai-nilai persatuan, khususnya di tengah tantangan dan problematika modern yang kian kompleks.

Maka dari itu, Rompas mengajak semua kader-kader untuk merenungi dan merefleksi nilai-nilai perjuangan dan pergerakan Kaum Muda zaman itu sambil memandang kemudaan sebagai alasan untuk berkontribusi bagi nusa, bangsa, dan negara. Karena menurutnya,
saat usia masih muda banyak pemikiran baru, inovasi baru dan imajinasi modern hadir diselimuti dengan Bonus Demografi di Tanah Air.

“Pemaknaan nilai dalam butir-butir Ikrar Sumpah Pemuda yang merupakan puncak dari Kebangkitan Nasional biar menjadi pupuk akan harmonisasi persatuan untuk berperan, ambil andil dan berkontribusi aktif dalam hal memperjuangkan kemerdekaan dan membangun negeri sesuai cita-cita bangsa dan negara. Dipertegas oleh Nasionalisme menjadi simbol perlawanan dan pertentangan atau antitesa dari Kolonialisme, sehingga sudah tidak ada lagi etnisitas ketika bicara soal Kebangsaan. Kilas balik sejarah perjuangan yang dilakukan para pemuda untuk merintis kemerdekaan Indonesia, membuka mata batin kita bahwa masih banyak lagi problematika pada akar rumput (rakyat) yang belum ditilik dan dicarikan solusi. Oleh karena itu menjadi tanggung jawab kita sebagai agent of change and future leader (agen perubahan dan pemimpin masa depan),” tegas Rompas.

Disisi lain Yosua Sondakh selaku Sekretaris Komisariat Politeia turut memberikan pesan dan kesan pada malam Refleksi dan Perenungan Sumpah Pemuda.

“Kesan saya selaku Sekretaris Komisariat Politeia dalam Kegiatan merefleksi Hari Sumpah Pemuda ini memberikan kesempatan yang sangat berharga bagi seluruh kader Komisariat Politeia untuk mendalami kembali semangat pemuda dalam memperjuangkan persatuan dan kebangsaan di tanah air tercinta ini. Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa kegiatan merefleksikan hari sumpah pemuda yang bisa berhasil menimbulkan pemikiran pemikiran nasionalisme sebagai seorang pemuda yang kedepannya akan membawa arah bangsa ini lebih baik lagi. Keterlibatan aktif setiap kader menunjukkan bahwa semangat Sumpah Pemuda tetap relevan dan layak kita pertahankan dalam menghadapi tantangan masa kini.

Sebagai penanggung jawab Komisariat Politeia, Sondakh juga menyampaikan pesan sekaligus berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan secara berkesinambungan untuk memperkuat rasa cinta tanah air dan kesadaran kita akan pentingnya persatuan dalam kebhinekaan.

“Mari kita jadikan semangat Sumpah Pemuda sebagai landasan dalam setiap langkah kita, baik dalam kegiatan organisasi maupun sebagai mahasiswa dan juga tentunya dalam kehidupan sehari-hari, untuk berkontribusi bagi bangsa yang kita cintai ini, ” kunci Sondakh (*/tem)